Skip to content
Catering Jogja Murah Enak » Uncategorized » 12 Tradisi Pernikahan Adat Jogja. Ini Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menikah.

12 Tradisi Pernikahan Adat Jogja. Ini Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menikah.

tradisi pernikahan adat jogja pada masa pendemi covid

Tradisi pernikahan di indonesia sangat banyak, seperti pernikahan adat jogja solo dan lainya. Untuk kali ini saya akan mengulas tentang ritual adat acara pernikahan di daerah jogja saja ya. karena Memang ritual yang di lakukan di daerah yogyakarta ini sangat menarik dan juga panjang. Nah berikut adalah ritual-ritual yang akan di laksakan saat sebelum pernikahan di mulai:

inilah 12 Tradisi pernikahan adat di jogja.

1. Nontoni

Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, nontoni adalah melihat dari dekat keberadaan keluarga dan gadis yang sesungguhnya. Dilakukan oleh seorang congkok (wali) atau wakil dari keluarga pria yang akan mencari jodoh. Saat proses nontoni ini dibicarakan sekitar kebutuhan untuk biaya pernikahan.

Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan terkadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya.

2. Lamaran

Lamaran secara personal (Informal). Dilakukan oleh seorang pria menyatakan keseriusannya untuk melamar, dalam hal ini calon mempelai pria datang ke rumah orang tua calon mempelai wanita sendiri dan menyatakan keseriusan, kesiapan (ekonomi), niat dan tekad yang tulus untuk menikahi calon mempelai wanita dengan kesungguhan cinta dan agama. Disini Calon mempelai Pria kemudian membicarakan dan meminta konfirmasi waktu (jam, hari dan tanggal) kepada orang tua calon mempelai wanita untuk melaksanakan Lamaran Semi Formal selanjutnya. Dalam kasus yang aku alami, disini mas Indra melakukan pembicaraan kepada bapak dan ibu dan mengutarakan niatnya untuk melamar.

baca juga: cara memilih catering pernikahan di jogja

Maunya dilamar yang romantis gini atuhlaah.. :p

Lamaran semi formal (Tembungan).

Calon mempelai Pria datang (sesuai konfirmasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya) dengan didampingi oleh kedua orang tua, kerabat dan saudara-saudara (dalam hal ini, bisa hanya saudara / kakak laki laki/ orang yang dituakan dalam adat jika kedua orang tua sudah meninggal).

Kemudian Orangtua dari Calon mempelai Pria menanyakan apakah putri tersebut (Calon Mempelai Wanita) belum mempunyai/ tidak mempunyai suami untuk dijadikan istri dan menantunya kepada Orangtua Calon mempelai Wanita. Setelah mendapat jawaban dari Orangtua Calon mempelai wanita bahwa Putri tersebut belum/tidak mempunyai suami kemudian ditentukan waktu (jam, hari dan tanggal) Pernikahan. Biasanya Waktu pernikahan (Hari Pernikahan) dihitung dan ditentukan selanjutnya, supaya tidak terjadi salah paham antara kedua belah pihak. Dalam proses ini nanti, proses lamaran ini akan kami satukan dengan acara tunangan, mengingat waktu yang sudah tidak memadai jika harus ada tembungan dulu, karena mas Indra tidak bisa pulang ke Jogja dalam waktu dekat. Berdasarkan pengalaman, proses tembungan ini biasanya dilakukan oleh CPP didampingi orang tua dan yang dituakan dalam keluarganya (misal pakdhe atau om-nya) datang ke kediaman CPW untuk melamar

Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita yang akan menikah terkadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.

Upacara lamaran:

Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang (tempat makanan dan lain sebagainya) yang dipikul oleh empat orang pria. Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya. Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa). Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.

3. Peningsetan

Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat. Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri. Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur. Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.

baca juga: catering pernikahan murah di jogja

4. Upacara Siraman

Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni.

5. Upacara Tarub

Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau). Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin (siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

6. Nyantri

Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumsh saudara atau tetangga dekat. Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap ditempat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.

7. Midodareni

Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.

8. Upacara Langkahan

Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.

baca juga: habis nikah sudah punya anak, inspirasi aqiqah untuk anak

9. Upacara Ijab

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

10. Sungkeman

Ritual sungkeman merupakan ritual yang tidak boleh dilewatkan dalam acara pernikahan adat Jawa. Acara ini merupakan salah satu acara yang sakral dimana kedua mempelai meminta restu pada kedua orang tua mereka.

Prosesnya dimulai dari sungkeman kepada orang tua pengantin wanita, lalu kemudian sungkeman kepada orang tua ppengantin pria. Ketika melakukan sungkeman kedua mempelai pengantin berjongkok dan seolah-olah menyembah kedua orang tua mereka.

Sungkeman juga dapat terjadi di banyak ritual  seperti:

  • Sungkeman dalam Tantingan sebelum semua prosesi berjalan
  • Sungkeman dalam Pelangkahan, jika ada kakak pengantin yg dilewati
  • Sungkeman Sebelum Siraman
  • Sungkeman Usai Akad Nikah
  • Sungkeman Usai Panggih

11. Upacara Panggih

Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.

Warisan budaya yang unik dan sarat makna ini juga melibatkan seluruh keluarga besar calon mempelai dalam setiap ritual prosesi pernikahan. Hal ini mengingat pernikahan tidak sekadar menyatukan dua insan manusia, tapi juga menyatukan dua keluarga besar. Berikut kami tampilkan tata urutan beserta komponen-komponen Pernikahan Adat Jogja yang lazim dilaksanakan oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

baca juga: cerita pengalaman aqiqah anak

12. Kacar Kucur

Kacar Kucur mempunyai makna simbolik bahwa seorang pria bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Pengantin wanita menerima “lambang harta” atau “raja kaya” dari pengantin pria, kemudian diserahkan kepada Ibu pengantin putri. ‘Lambang harta’ tersebut terdiri dari segala macam biji-bijian dan uang logam sebagai simbol rejeki yang melimpah, bunga-bungaan melambangkan keharuman dan kewibawaan nama pengantin sedangkan dlingo bengle sebagai lambang kesehatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.